Saat kaki ku menginjak nya, yaah ternyata lobby nya masih direnovasi (*maklum gedung baru*). Naah, akhirnya teman yang lain sudah tibaa. Aku disuruh naik kelantai 3, dan di sana adalah asramaku. Aku memilih tinggal di asrama sebab untuk menghemat biaya kost agar orang tua gak pusing mikirin tempat tinggal.
masuk ke dalam kamar, yaah… ruangannya lebar, full AC, dan bisa menampung kira-kira 12 orang. Aku dan Nadli masuk ke dalam yaah, tempatnya bagus sekali, cukup mewahlah untuk orang desa seperti aku ini. Saya adalah orang pertama yang datang ke asrama tersebut. Ke esokan harinya, kita sudah mulai belajar yaah, first meeting hanya diisi dengan perkenaalan dengan Tentor yang bernama Kak Kartini si adalah seorang yang ahli di dalam pelajaran yang paling saya tidak sukai yaitu MATEMATIKA. Saat belajar itu, kita (orang mengisi kelas tersebut) ditanya mengenai asal, nama sekolah, dan mau pilih jurusan dan universitas apa. nah, Aku duduk dibangku paling belakang memakai baju hitam lagi (*penunggu ruangan itu*) tiba giliranku di tanya,
“Kita adek yang baju hitam ? siapa nama, asal, dan mau lanjut kuliah dimana ?” tanya Kak Kartini
“Nama saya Andi Sopian, dari Barru, rencana mau kuliah di Unhas atau UNM” jawabku simple
“Mau ambil jurusan apa dek di Unhas dan UNM ?” tanyanya kembali
“rencana sih di Unhas mau ambil jurusan yang menjadi pilihan seluruh umat (*Kedokteran*) dan di UNM mau jurusan Biologi Kependidikan.” jawabku konyol
setelah jam pelajaran selesai, aku kembali ke kamarku untuk tidur. jujur, aku orangnya sulit untuk berinteraksi dengan orang lain, and I need more time. Saat sedang masuk di kamar, datang seorang laki-laki yang membawa koper besar berwarna merah. Dia Masuk ke dalam kamar, sepertinya dia siswa baru di MPC. Aku dan temanku Nadli hanya terkejut saja, melihatnya. Setelah dia menyimpan kopernya, sebelum keluar dia mengambil HP-nya, dompetnya, dan semua barang berharganya (*dia pikir gw maling apa! segitunya*). lalu setelah itu dia keluar. Hari itu nadli harus kembali ke Parepare untuk mengambil barang-barangnya, sebab dia belum bawa apa-apa ke sini. Malam pun tiba, di asrama hanya di isi oleh Aku sendiri dan teman baruku yang baru datang tadi. percakapanpun berlangsung malam itu.
“Eh, dari mana ki’ ? tanyaku
“oh saya dari Sidrap, kita ?” tanyanya kembali
“Saya dari Parepare. siapa nama ta’ ? tanyaku
“Darwis, kita ? jawabnya
“ooh, saya Pian. eh ambil kelas apa di MPC ? kalo saya reguler “ tanyaku kembali
“saya Kelas Khusus Kedokteran” jawabnya
Setelah mendengar jawabannya atas pertanyaanku yang terakhir “Kelas Khusus Kedoteran” buuuiiiihhhhh,,,,,, sepertinya saya minder sekali. Dan dipikiranku pasti orang ini Tajir, kenapa ? soalnya kelasnya kan seperti kelas VIP belajarnya saja 6 jam/hari ditambah tentor yang mengajar dikelas itu adalah tentor ahli dan senior. Tapi tak apalah, walaupun kelas reguler yang “murah” tambah diskon lagi, itu tak menyurutkan semangatku untuk belajar. tak lama kemudian aku sangat akrab dengan Darwis, ternyata dia orangnya asyik diajak ngobrol dan dia ternyata pintar. Kami semalamam bercerita mengenai banyak hal, salah satunya adalah mengenai jurusan yang akan dipilih di PTN. Ternyata kami (*Aku dan Darwis*) memiliki pilihan yang sama yaitu jurusan pilihan sejuta umat (*taukan itu jurusan apa*). Kami belajar bersama, dia pintar di mata pelajaran berhitung dan tidak terlalu menguasai pelajaran yang sifatnya teoritis sperti bahasa, biologi, dan lain-lain (*Katanya sih begitu*). dan kebetulan aku sedikit bisa dimata pelajar yang darwis tidak bisa, dan sangat menguntungkan, disisi lain aku paling tidak dengan pelajaran berhitung apalagi Fisika, matematika, dan kimia (*ooohhh….Nooooooo*) dia mengajariku ketiga pelajaran lain, dan sebaliknya aku juga mengajari dia bahasa inggris. Nah, itulah keakraban kami berdua di saat –saat kami telah memulai berjuang untuk menggapai impian yang selama ini masih tersimpan baik di hati dan pikiran.
Sekitar 3 hari setelah itu, Nadli datang kembali ke asrama dan barang bawaannya buset deeh, dia bawa laci kecil yang terbuat dari plastik yang isinya pakaiaannya selama berada di kota metropolitan ini. Setelah itu, datang segerombolan calon teman baruku mereka berasal dari Bone-Bone. Aku tidak tau persis tepatnya di daerah mana. mereka adalah Syarif, AL, Andrew, Jun, Reza, Hadi, Agus, ……, ……, dan ….. (*Astaga aku lupa sebagian. Maaf teman-teman*) mohon maaf skali yaah.
2 bulan pun berlalu begitu cepat, aku dan teman – teman asrama sudah sangat akrab bagai keluarga. SNMPTN pun di depan mata, kami mengecek lokasi masing – masing. namun lucunya, ternyata lokasiku sama dengan Agus, kebetulan agus bawa motor ke makassar, naaahhh…. saya nebeng deh sama agus selama 2 hari tes. heheh (gratisan) hahaha. tapi tak apalah, hemat ongkos. SNMPTN pun telah berlalu, saatnya packing untuk pulang ke daerah masing – masing. merupakan moment terberat bagiku. ada satu moment perpisahan yang menurutku lucu dan sedih juga (*sampe sedih). saat itu Darwis salaha satu sahabat terbaik yg ku kenal di asrama MPC akan segera pulang. Saat di lobby, kita semua mengangkat koper nya darwis yang super – super besar dan berat juga. Bayangkan coba, harus mengangkat koper dari lantai 3 ke lantai dasar… berat minta ampun, tapi tenang aja booozzz,,, kami ikhlass. hahaha. lanjut ke cerita… nah, saat di lobby itu ada kak etha ma kak Anti, aku dan kawan – kawan, maksudnya kami yaitu mau mengantar darwis pulang tapi cuman sampe di lobby ji… nah, sambilan menunggu mobil yg jemput dia, ada sesi pemotretan tuuh,, seru – seruan foto bareng ma teman – teman. namun, tanpa sengaja saya memperhatikan wajah sedihnya Darwis, air mata nya sampe jatuh loooh, saking sedihnyaaa.. tapi, dengan sigapnya dia menghapus air mata. (*na kira kapang nda sa liat ii). tak lama kemudian mobil yang jemput darwis datang, naah,, darwis nya malah hilang entah kemana. di cari sampe dilantai 3, dikelas belajar, WC, dan tempat lainnya, eeh malah tidak ada. pikiran kita semua, jangan ini anak kabur saking sedihnya. hahaha…. beberapa menit kemudian, dia muncul dari depan, ditanya kam dari mana lenyap? eh ternyata pergi cetak foto yang barusan difoto. oohh… so sweet. i think u’re my best friend, my brother, and my my my lainnya. na pas kita angkat kopernya ke bagasi mobil, eeh… dia malah nangis lagii pas mau pergi. pas naek di mobil masih agak nangis, dan saat mobilnya jalan kepalanya melihat ke kita terus dan tangannya melambai. dadadadadadadada darwis. Saat itu aku berkata dalam hati, “Selamat jalan sobat, sampai ketemu dilain waktu dan kesempatan. Semoga kamu lulus di jurusan yang sesuai keinginanmu. Semoga sehat selalu di sana. Pasti saya akan ingat selalu saat bersama – sama teman asrama. belajar bersama. tidur bersama, tapi gak mandi bersama looh… sampai ketemu suatu saat…” heemmmm jadi sedih saat nulis cerita ini.
beberapa hari kemudian, aku juga beraanjak pulang, tapi ini nunggunya seharian.. buset gilaaa… udah siap dari pagi, eeh pulangnya sore. hahaha…. dengan berat hati aku harus meninggalkan teman – temankuu, sama tentor – tentorku, sama FO ku. ada Kak etha (*anggotaee), kak anti, kak ical (*tentor aahli matematika), kak Tini (matematika), kak asri(bahasa indonesia), kak multazam (bahasa inggris), kak fira, kak tina (iini dia pincab nya MPC tamalanrea saat itu. Mukanya agak sangar, tapi baek gila. Cocoknya dia jadi model, soalnya bodinya ramping gileee. hahaha), kaksudirman (suaminya kak Tina itu ), siapa lagi yaaahh…….
sebelum menutup cerita ini, ada satu yg lucu, saat di asrama saya suka sama anak SMA kelas 3, skarang dia udah lulus SMA, dan dia bilang mau masuk kedokteran. Namanya : Ade Zaskiah Hanafi. ade itu anak nya baik skali, lucu, dan pinter (bagemana nda pintar, org bokapnya guru besar di Unhas. hahaha, kakaknya anak kedokteran Unhas). aku sempat pacaran juga.. hahahaha, tapi syg yah, sy kuliah di parepare, seandainya di makassar mungkin kisah ini masih tetap berlanjut. mungkin itu yang dibilang bukan jodohnya. hehehe.. miss u so much ade…