Minggu, 27 Februari 2011

STEVE JOBS – Pendiri APPLE

Tahun 1976, bersama rekannya Steve Wozniak, Jobs yang baru berusia 21 tahun mulai mendirikan Apple Computer Co. di garasi milik keluarganya. Dengan susah payah mengumpulkan modal yang diperoleh dengan menjual barang-barang mereka yang paling berharga, usaha itu pun dimulai. Komputer pertama mereka, Apple 1 berhasil mereka jual sebanyak 50 unit kepada sebuah toko lokal. Dalam beberapa tahun, usaha mereka cukup berkembang pesat sehingga tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley dari Pepsi Cola untuk memimpin perusahaan itu. Sampai sejauh itu, Apple Computer menuai kesuksesan dan makin menancapkan pengaruhnya dalam industri komputer terlebih dengan diluncurkannya Macintosh. Namun, pada tahun 1985, setelah konflik dengan Sculley, perusahaan memutuskan memberhentikan pendiri mereka, yaitu Steve Jobs sendiri.
Setelah menjual sahamnya, Jobs yang mengalami kesedihan luar biasa banyak menghabiskan waktu dengan bersepeda dan berpergian ke Eropa. Namun, tak lama setelah itu, pemecatan tersebut rupanya justru membawa semangat baru bagi dirinya. Ia pun memulai usaha baru yaitu perusahaan komputer NeXT dan perusahaan animasi Pixar. NeXT yang sebenarnya sangat maju dalam hal teknologinya ternyata tidak membawa hasil yang baik secara komersil. Akan tetapi, Pixar adalah sebuah kisah sukses lain berkat tangan dinginnya. Melalui Pixar, Jobs membawa trend baru dalam dunia film animasi seiring dengan diluncurkannya film produksinya Toy Story dan selanjutnya Finding Nemo dan The Incredibles.
Sepeninggal Jobs dan semakin kuatnya dominasi IBM dan Microsoft membuat Apple kalah bersaing dan nyaris terpuruk. Maka, tahun 1997, Jobs dipanggil kembali untuk mengisi posisi pimpinan sementara. Dengan mengaplikasi teknoligi yang dirancang di NeXT, kali ini Apple kembali bangkit dengan berbagai produk berteknologi maju macam MacOS X, IMac dan salah satu yang fenomenal yaitu iPod.
Kisah sukses Steve Jobs mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada kesuksesan yang instan. penolakan dan kegagalan seringkali mewarnai perjalanan hidup kita, tapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti.

Manajemen Waktu yang Baik

Seorang pakar menajemen waktu tengah berbicara kepada suatu kelas mahasiswa bisnis muda dan ambisius. Untuk menyampaikan suatu pokok pikiran, dia menggunakan ilustrasi yang tak akan pernah mereka lupakan. Sambil berdiri di depan kelompok itu, dia berujar,” ok, waktu untuk kuis”. Dia mengeluarkan sebuah botol bermulut lebar berukuran 1 galon, dan meletakkannya di atas meja didepannya. Lalu dia mengeluarkan kira-kira 12 batu sebasar kepalan tangan dan dengan hati-hati memasukkannya sekaligus ke dalam botol.
Ketika botol itu terisi sampai ke atas dan tidak ada batu lagi yang bisa masuk ke dalamnya, dia bertanya, “apakah botol ini penuh?” setiap orang dalam kelas itu menjawab “ya”.
Kemudian dia bertanya, “benarkah?” dia mengulurkan tangannya ke bawah meja dan mengeluarkan seember kerikil ke dalam botol dan mengocok botol itu, menyebabkan butiran-butiran kerikil bekerja sendiri turun masuk ke dalam sela-sela diantara batu-batu besar itu.
Lalu dia bertanya pada kelompok mahasiswa itu sekali lagi, “apakah botol ini penuh?” saat itu perhatian seluruh kelas terpusat padanya, “mungkin tidak”, jawab salah seorang dari mereka. “bagus !” jawabnya. Dia mengulurkan tangannya ke bawah meja dan mengeluarkan seember pasir. Dia mulai menumpahkan pasirnya ke dalam botol, dan pasir itu memenuhi semua ruang yang tersisisa siantara batu-batu dan kerikil itu. Sekali lagi dia mengajukan pertanyaan: “apakah botol ini penuh?”.
“tidaaaaak!” teriak seluruh kelas. Sekali lagi katanya, “bagus!” lalu dia mengambil sekendi air dan mulai menuangkannya ke dalam sampai botol itu terisi hingga ke tepi mulut botol.
Kemudian dia memandang kelas itu dan bertanya, “Apa maksud dari ilustrasi ini?” seorang mahasiswa yang rajin dan bersemangat mengankat tangan dan katanya, “Mkasudnya adalah, seberapapun penuhnya jadwal anda, jika anda mencoba dengan sungguh-sungguh keras, anda selalu bisa memasukkan beberapa hal ke dalamnya”.
“Bukan”, jawab si pembicara, “bukan itu maksudnya, kebenaran yang diajarkan ilustrasi tadi kepada kita adalah; kalau anda tidak memasukkan batu-batu yang besar lebih dulu, anda tak akan pernah membuat semuanya masuk.”
Apakah “batu-batu besar itu” dalam hidup anda? Proyek yang ingin anda selesaikan? Waktu dengan orang-orang yang anda cintai? Iman anda, pendidikan anda, keuangan anda? Suatu perkara? Mengajar atau menasihati orang lain? Ingatlah untuk memasukkan batu-batu besar itu lebih dulu, atau anda tak akan pernah membuat semuanya masuk.
Maka, nanti malam, atau pagi hari ketika anda merefleksikan cerita pendek ini, tanyakan pada diri anda sendiri pertanyaan ini: apakah “batu-batu besar” itu dalam hidup atau bisnis saya? Lalu masukkan itu lebih dulu ke dalam “botol” anda.

Kisah Tentang arti kehidupan

Seorang wirausahawan Amerika sedang berada di dermaga sebuah desa kecil di pesisir meksiko ketika sebuah perahu kecil dengan seorang nelayan merapat. Dalam perahu kecil itu ada beberapa ikan tuna yellowfin berukuran besar. Orang amerika itu memuji si nelayan meksiko mengenai kualitas ikan-ikannya, dan bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menangkapnya. Nelayan neksiko itu menjawab, “hanya sebentar”.
Orang amerika itu lalu bertanya kenapa dia tidak melaut dan menangkap lebih banyak ikan.
Nelayan meksiko itu mengatakan bahwa ia sudah mendapatkan cukup banyak ikan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang mendesak. Orang amerika itu bertanya “tetapi apa yang anda dapatkan dengan sisa hari anda?”

Nelayan meksiko itu menjawab, “saya tidur larut malam, menangkap ikan sebentar, bermain dengan anak-anak saya, tidur siang dengan istri saya, Maria, berjalan-jalan ke desa setiap sore, di mana saya menyesap anggur dan bermain gitar bersama teman-teman saya, saya punya kehidupan yang sibuk dan penuh, senor (tuan).”
Orang amerika itu berujar dengan bangga, “saya punya gelar M.B.A. dari Harvrad university dan mungkin bisa membantu anda. Anda seharusnya menghabiskan lebih banyak waktu menangkap ikan dan dengan hasilnya, membeli perahu yang lebih besar, dan dengan hasil dari perahu yang lebih besar itu, anda bisa membeli beberapa buah perahu. Akhirnya anda mungkin akan mempunyai armada perahu penangkap ikan. Ketimbang menjual hasil tangkapan anda kepada seorang tengkulak, anda langsung menjual saja kepada pengolah, dan akhirnya anda akan memiliki pabrik pengalengan anda sendiri. Anda akan mengontrol produknya, pemrosessannya, dan distribusinya. Anda akan perlu meningkatkan desa nelayan pesisir yang kecil ini, dan pindah ke mexico city, lalu ke los angeles, dan akhirnya ke new yok, di mana anda akan mengelola perusahaan anda yang sedang berkembang”.
Nelayan meksiko itu bertanya, “tetapi senor, berapa lama dibutuhkan untuk semuanya itu?”
Orang amerika itu menjawab, “mungkin lima belas sampai dua puluh tahun”.
“tetapi setelah itu apa, senor?”.
Orang amerika itu tertawa dan berujar, “itulah bagian baiknya. Kalau waktunya tepat, anda akan mengumumkan IPO dan menjual saham perusahaan anda kepada public, dan menjadi kaya raya. Anda akan menghasilkan jutaan dollar!”
“jutaan, senor? Setelah itu apa?”
Orang amerika itu berujar, “lalu anda akan pension. Pindahlah ke suatu desa nelayan kecil di mana anda akan tidur samapai larut malam, menangkap ikan sebentar, bermain dengan anak-anak anda, tidur siang bersama istri anda, berjalan-jalan ke desa setiap sore, di mana anda bisa menyesap anggur dan bermain gitar dengan teman-teman anda.”
Cerita diatas menunjukkan kepada saya bahwa banyak dari kita mempertanyakan pekerjaan dan hidup kita.
Apakah anda sedang menari mengikuti irama music anda sendiri, atau music orang lain? Jika anda yang kedua , bangunlah ! Anda tengah menggerogoti diri anda sendiri secara financial dan emosional. Pilihan cerdas pertama dan terpenting adalah menjalani kehidupan yang anda inginkan ketika ada begitu banyak kekuatan lain yang membujuk anda untuk melakukan yang sebaliknya.



“ORANG-ORANG PALING SUKSES
ADALAH ORANG-ORANG YANG MEMUTUSKAN
APA YANG MEREKA INGINKAN DARI HIDUP”